Di sekolah tempat anak Anda menuntut ilmu, di mana para orangtua mungkin dengan percaya menitipkan anak-anaknya di tempat tersebut untuk dididik, ternyata ada juga cerita yang mengerikan di dalamnya.
Pasalnya, kasus yang dilakukan oleh predator seksual ini sudah banyak sekali di temukan di Negara ini. Tidak ada yang bisa secara langsung melindungi anak dari predator seksual tersebut selain Anda, sebagai orangtuanya.
Hanya dengan iming-iming sebuah permen, biasanya anak-anak akan mau melakukan apapun yang predator seksual tersebut inginkan. Oleh karena itu, penting bagi Anda, sebagai orangtua, untuk mengetahui cara melindungi anak dari predator seksual.
Menurut Departemen Kehakiman AS Biro Statistik Keadilan (BJS), 67% dari semua korban kekerasan seksual yang dilaporkan ke polisi adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. 34% berada di bawah usia 12 tahun, dan 1 dari setiap 7 korban adalah anak berusia di bawah 6 tahun.
Jangan hanya terpaku pada orang yang tidak dikenal. Terkait hal ini, jika Anda berpikiran bahwa ini berarti Anda harus memperingatkan anak-anak Anda tentang jangan menghiraukan ataupun mengambil permen dari orang yang tidak mereka kenal, mungkin sebagian dari Anda sudah melakukan tindakan yang benar. Namun, bukan hanya itu cara untuk melindungi anak dari predator seksual.
Pasalnya, faktor pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal tersebut hanya menyumbang 3% dari pada anak-anak di bawah usia 6 tahun, dan hanya 5% pada anak usia 6 sampai 11 tahun.
Hal tersebut berarti seorang predator seksual bisa saja merupakan tetangga, seorang teman keluarga dekat, baby sitter, atau siapa saja yang memiliki posisi kepercayaan dan otoritas menurut diri Anda.
Karenanya, Anda dapat melakukan beberapa cara berikut untuk melindungi Anak dari predator seksual.
- Memperkenalkan kepada anak-anak tentang apa itu pelecehan seksual
Oleh karena itu, dengan tujuan melindungi anak dari predator seksual ini orangtua harus menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan usia anak untuk memperkenalkan kepada mereka tentang konsep pelecehan seksual dan mengajarkan mereka bagaimana untuk merespon jika indikasi pelecehan seksual yang terjadi.
- Jelaskan kepada Anak Anda mana yang merupakan perilaku baik, dan mana perilaku yang buruk
Selain itu, jangan lupa juga untuk mengenalkan ke anak Anda bagian tubuh mana yang boleh disentuh, dan bagian tubuh mana yang tidak boleh di sentuh oleh orang lain kecuali orang tua. Katakan pada anak Anda untuk mengatakan “tidak” jika ada orang yang ingin menyentuh bagian terlarang tersebut, lalu kemudian segeralah lari ke orang yang anak Anda kenal untuk melaporkan kejadian tersebut.
Untuk memberitahu kepada anak Anda tentang bagian terlarang yang di maksud, banyak orangtua menggunakan analogi pakaian renang untuk membantu anak-anak Anda lebih cepat mengerti. Anda dapat memberitahu mereka bahwa setiap bagian tubuh yang tertutup oleh pakaian renang adalah bagian terlarang mereka. Dan bagian terlarang tersebut adalah bagian di mana orang lain tidak boleh menyentuhnya.
- Dengarkan keluhan anak Anda setiap hari
Seorang ahli berpendapat bahwa pada dasarnya, jika perilaku anak berubah secara signifikan dengan cara yang tidak sesuai dengan perkembangan normal, orangtua harus mencaritahu dan menanyakan apa yang sedang terjadi pada anak tersebut. Hal ini dapat digunakan untuk mempertimbangkan kemungkinan pelecehan seksual atau pengalaman traumatis lainnya yang bisa saja menimpa anak tersebut.
Selain itu, merupakan suatu hal yang penting juga untuk mencari pola dalam perubahan perilaku orang-orang terdekat Anda, misalnya paman, ayah tiri ataupun tetangga untuk mengetahui motif di balik perubahan perilaku mereka.
- Jangan langsung menarik kesimpulan setelah mendengar keluhan dari anak Anda
Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan isyarat, tetapi juga penting untuk menilai orang-orang dengan perilaku keseluruhan mereka sebelum Anda menarik kesimpulan dari apa yang anak Anda keluhkan.